Tuesday, January 20, 2015

KASUS BUDAYA ORGANISASI

No comments
          Saat ini Negara berkembang dan tidak terkecuali Indonesia menjadi salah satu pasar yang menggiurkan masuknya produk yang berasal dari Negara maju. Produk yang masuk tersebut meliputi barang dan jasa dengan segala jenisnya. Berbagai produk tersebut ternyata memiliki tingkat penjualan yang tinggi, hal ini disebabkan konsumen atau masyarakat Indonesia begitu antusias menyenangi produk dari luar tersebut.

         Kondisi ini lebih jauh telah merobah tatanan berpikir masyarakat dari konsumtif pada produk local ke produk berkelas internasional . Alasannya sederhana karena produk internasional khususnya dari Negara maju lebih berkualitas dan berkelas. Kondisi ini ternyata berpengaruh kepada gaya hidup dan cara berpikir masyarakat Indonesia yang selama ini begitu sangat berbudaya nusantara kearah berpikir kapitalis

         Memang harus diakui masuknya produk fast food seperti burger, KFC, CFC, Hokben, Coca cola, pepsi dan berbagai jenis makanan lainnya, telah menyebabkan lidah masyarakat Indonesia yang dahulunya makan kacang rebus, ketela rebus, kerak telor, minim bajigur, bandrek dll mulai tersingkir. Sering dengan promosi yang besar besaran dilakukan oleh Negara maju yang notabene mereka memiliki sumber dana yang besar dan mencukupi untuk melakukan itu,

        Kondisi ini sebenarnya juga terjadi pada produk jasa seperti masuknya pesawat air esia ke beberapa wilayah penerbangan domestic Indonesia seperti dari medan ke bandung saat ini bias pakai air asia dan berbagai tempat lain yang pasti terus pasti akan terjadi.
Kalau kita bicara produk impor mungkin selama ini sudah sering beberapa jenis produk impor yang masuk ke Indonesia seperti beras dan gula dari Thailand, daging sapi dari Australia dan berbaai jenis komoditi lainnya.

     Ada konsep dan kampanye yang terus didengungkan pada masyarakat Indonesia adalah sebaiknya indoensia jangan menjadi bangsa produsen namun lebih baik menjadi bangsa pedagang, sehingga orang orang indoensia tidak perlu repot repot untuk bercocok tanam dllnya namun cukup dengan hanya membeli dari luar dan kemudian menjual lagi. sehingga tidak perlu susah susah menjadi petani, berkebun dll, sehingga konsep ini menjadi pro dan kontra.

     Pengaruh budaya luar juga semakin terlihat jika ada sebagian anak anak generasi sekarang yang tidak lagi patuh dengan nasehat orang tua atau tidak begitu menghargai orang tua seperti yang diajarkan oleh orang terdahulu. Ini menunjukan sopan santun yang kurang baik dan budaya malu yang semakin terkikis. Kasus aborsi , anak bayi yang dibuang dan berbagai kasus pergaulan bebas telah sering kita dengar dewasa ini, telah mampu memberikan bukti bukti otentik akan semua ini. Termasuk tentunya gaya berpakaian yang telah begitu bebas dan jauh dari budaya masyarakat nusantara yang sopan santun.

       Ada pendapat kritis yang mengemukakan atas semua ini yaitu bahwa para penbisnis kita tidak memiliki tingkat kreatifitas tinggi dalam meramu produk budaya Indonesia ini untuk dimodifikasi secara modern Seperti mengonsep topi blangkon dari jawa sebagai topi bergaya modern namun tetap tidak meninggalkan cirri khas ke indoensia annya.


Termasuk baju adat dari berbagai daerah nusantara ini sebagai baju yang memiliki sisi modern dan bias dipakai oleh para mahasiswa ketika ingin kuliah dan berjalan jalan disore hari.

Atas dasar kasus ini berikan pendapat dan pemikiran anda serta apa solusi yang sebaiknya dilakukan guna menciptakan dan mempertahankan budaya Indonesia yang benar benar dapat diterapkan pada seluruh sendi kehidupan rakyat Indonesia hingga akhir zaman.

No comments:

Post a Comment

Entri Halaman

Labels